Niat Bertemu KDM Berujung Duka: Terinjak Massa hingga Terpisah dari Anak
Harapan Aisah bertemu KDM di Garut berubah jadi duka. Dalam kerumunan massa antre makan gratis, ia terpisah dari anaknya
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Acos Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, GARUT – Harapan Aisah (42) untuk bertemu langsung dengan sosok yang dikaguminya, Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, berubah menjadi pengalaman traumatis. Dalam insiden desak-desakan saat acara syukuran pernikahan anak KDM di Pendopo Garut Jawa Barat, putrinya SF (16) terkapar dan harus dilarikan ke rumah sakit akibat sesak napas dan terinjak massa.
Acara tersebut, yang juga dihadiri Wakil Bupati Garut Putri Karlina, digelar Jumat pagi (18/7/2025) dan mengundang ribuan warga dengan iming-iming makan gratis.
Kronologi: Antrean Makan Gratis Berujung Kekacauan
Aisah dan keluarganya tiba di lokasi sejak pukul 06.00 WIB. Ia mengaku sebagai penggemar berat Dedi Mulyadi dan ingin menyapa langsung tokoh yang selama ini ia ikuti lewat TV dan media sosial.
“Awalnya cuma ingin ketemu Pak Dedi. Ngefans banget. Dengar kabar dari tetangga, katanya ada makan gratis di Pendopo,” ujar Aisah saat ditemui di Garut, Minggu (20/7/2025).
Baca juga: Satu Keluarga di Tasikmalaya Jadi Korban Pembacokan, Pelaku Lukai Istrinya Sendiri dan Diduga ODGJ
Namun ketika pagar Pendopo dibuka, kerumunan warga yang sudah mengantre sejak subuh langsung mendorong maju secara serentak. Aisah yang berada di barisan depan kehilangan keseimbangan. Ia jatuh dan terpisah dari putrinya, SF.
“Saat pagar dibuka, yang di belakang dorong-dorong. Banyak yang jatuh. Saya sempat jatuh, anak saya juga terpisah,” kenangnya dengan suara bergetar.
Aisah sempat terinjak saat mencoba berdiri dan menyelamatkan diri. Ia baru menemukan putrinya sudah dalam kondisi lemah dan sedang dievakuasi oleh warga lain ke arah ambulans.
“Saya mau tolong anak, tapi enggak bisa. Mau berdiri, diinjak. Begitu terus,” katanya sambil menahan air mata.
Korban Jiwa dan Luka: 3 Meninggal, Belasan Terluka

Insiden dalam acara syukuran itu menelan korban jiwa. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia akibat terinjak atau sesak napas.
Sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka, termasuk SF, putri Aisah, yang hingga Minggu sore masih dirawat di RSUD dr. Slamet Garut dengan bantuan alat pernapasan.
“Anaknya masih dirawat, belum boleh pulang. Saya masih syok,” ucap Aisah lirih.
Baca juga: Bripka Cecep yang Gugur di Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Punya Impian Anaknya Jadi Polisi
Tragedi ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban. Apa yang seharusnya menjadi hari penuh sukacita justru berubah menjadi duka.
Aisah berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang dan keselamatan warga lebih diperhatikan saat acara besar digelar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.