Rencana Israel Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan ke Kota Gaza Tuai Kekhawatiran, ICRC: Tak Tertolerir
Rencana militer Israel, yang mencakup pemanggilan sekitar 60.000 pasukan cadangan, kini telah memperdalam kekhawatiran.
Penulis: Nuryanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel meluas di Jalur Gaza, yang bertujuan untuk merebut Kota Gaza dan menyasar sisa-sisa benteng Hamas di wilayah Palestina.
Militer Israel mengumumkan langkah pertama operasi untuk mengambil alih Kota Gaza, Rabu (20/8/2025).
Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangan, sementara pemerintahnya mempertimbangkan usulan gencatan senjata baru untuk menghentikan perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Perang Gaza adalah konflik bersenjata di Jalur Gaza dan Israel, yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.
Rencana militer Israel, yang mencakup pemanggilan sekitar 60.000 pasukan cadangan, telah memperdalam kekhawatiran bahwa kampanye tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di jalur pantai yang diblokade tersebut.
Juru bicara utama Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Christian Cardon, mengatakan serangan Israel itu "tak tertolerir."
"Meningkatnya permusuhan di Gaza berarti lebih banyak pembunuhan, lebih banyak pengungsian, lebih banyak kehancuran, dan lebih banyak kepanikan," ujarnya, Kamis (21/8/2025), dilansir Arab News.
"Gaza adalah ruang tertutup, yang darinya tak seorang pun bisa melarikan diri, dan di mana akses ke layanan kesehatan, makanan, dan air bersih semakin menipis," kata Cardon.
"Sementara itu, keamanan para pekerja kemanusiaan semakin memburuk setiap jamnya. Ini tak tertolerir," tegasnya.
Rencana Israel
Diberitakan AP News, pemanggilan pasukan cadangan militer tambahan merupakan bagian dari rencana yang disetujui Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk memulai fase baru operasi di beberapa wilayah terpadat di Gaza.
Rencana tersebut, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan akhir dari kepala staf dalam beberapa hari mendatang, juga mencakup perpanjangan masa tugas 20.000 prajurit cadangan tambahan yang sudah bertugas aktif.
Baca juga: Netanyahu Gaspol Operasi Caplok Gaza, Tentara yang Burnout Dipaksa Maju Perang
Di negara berpenduduk kurang dari 10 juta jiwa, pemanggilan pasukan cadangan merupakan yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir dan memiliki bobot ekonomi serta politik.
Pemanggilan ini terjadi beberapa hari setelah ratusan ribu warga Israel berunjuk rasa menuntut gencatan senjata.
Sementara para negosiator berjuang keras untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas dalam mengakhiri pertempuran selama 22 bulan.
Keluarga para sandera dan mantan kepala militer serta intelijen juga telah menyatakan penolakan terhadap perluasan operasi di Kota Gaza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.