Netanyahu Nekat Lakukan Serangan Besar-besaran ke Gaza saat Gencatan Senjata Sudah Dekat
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu nekat melakukan serangan besar-besaran di wilayah Jalur Gaza.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Siti Nurjannah Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengumumkan bakal melakukan serangan besar-besaran di wilayah Jalur Gaza pada Rabu (20/8/2025).
Sebanyak 60 ribu tentara cadangan bakal dipanggil menjelang perluasan operasi militer di Kota Gaza.
Pemanggilan pasukan cadangan tambahan merupakan bagian dari rencana yang disetujui Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz untuk memulai fase baru operasi di beberapa wilayah terpadat di Gaza.
Rencana tersebut, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan akhir dari kepala staf dalam beberapa hari mendatang, juga mencakup perpanjangan masa tugas 20.000 prajurit cadangan tambahan yang sudah bertugas aktif.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bahkan akan "memperpendek jangka waktu" rencana IDF untuk menaklukkan Kota Gaza.
Padahal, saat ini Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer tengah berada di Paris untuk membahas negosiasi gencatan senjata dengan pejabat Qatar.
Sementara momentum telah meningkat selama beberapa hari terakhir menuju tercapainya kesepakatan pembebasan sandera, Netanyahu terus mengabaikan upaya tersebut.
Mengutip The Times of Israel, Netanyahu mengatakan dia telah menginstruksikan tentara untuk "memperpendek jangka waktu perebutan benteng terakhir Hamas," mengacu pada serangan IDF yang akan datang di Kota Gaza.
"Perdana Menteri menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para pejuang cadangan yang dimobilisasi dan kepada keluarga mereka, serta kepada seluruh prajurit IDF," ungkap Kantor Netanyahu.
Seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media bahwa Israel saat ini tidak berencana mengirimkan tim ke Qatar atau Mesir untuk berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
Laporan juga menunjukkan bahwa Israel untuk sementara waktu telah memutuskan untuk tidak menanggapi sama sekali proposal kesepakatan pembebasan sandera bertahap yang disetujui pada hari Senin oleh Hamas.
Baca juga: Hamas Kecam Serangan Israel, Tuduh Netanyahu Abaikan Upaya Gencatan Senjata
Namun, Dermer bertemu pada hari Selasa di Paris dengan delegasi pejabat senior Qatar untuk membahas pembebasan sandera yang sedang berlangsung dan negosiasi gencatan senjata, kata seorang diplomat Arab kepada The Times of Israel.
Selama pertemuan tersebut, Dermer menegaskan kembali sikap Israel bahwa pihaknya hanya tertarik pada kesepakatan komprehensif, di mana Hamas membebaskan semua sandera sekaligus dan menyetujui persyaratan Yerusalem untuk penyerahannya dari kekuasaan, kata diplomat Arab tersebut, mengonfirmasi laporan berita Channel 12.
Di sisi lain, menanggapi rencana Israel yang bakal menaklukkan Gaza, Hamas mengatakan bahwa rencana tersebut akan gagal total.
Hamas yakin bahwa rencana Israel untuk melakukan serangan besar-besaran di Gaza akan gagal seperti pendahulunya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.