Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel

PRCS melaporkan penemuan 15 jenazah tim penyelamat di Rafah akibat serangan Israel.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: timtribunsolo
zoom-in PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel
Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English
JENAZAH TIM PENYELAMAT - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Senin (31/3/2025|). Foto ini menunjukkan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) pada hari Minggu (30/3/2025) telah menemukan 15 tim penyelamat yang ditembaki oleh pasukan Israel pada minggu lalu di Rafah. 

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan penemuan 15 jenazah tim penyelamat di Rafah, yang merupakan korban serangan Israel terhadap ambulans seminggu lalu.

Dari 15 jenazah yang ditemukan, delapan di antaranya telah diidentifikasi sebagai anggota PRCS, enam sebagai anggota Pertahanan Sipil, dan satu sebagai karyawan badan PBB.

Sementara itu, satu petugas medis lainnya masih dilaporkan hilang.

Serangan tersebut terjadi pada 23 Maret saat tim medis berusaha memberikan pertolongan pertama kepada warga yang terluka akibat penembakan oleh pasukan Israel di wilayah Hashashin, Rafah.

PRCS menegaskan bahwa penargetan terhadap petugas medis merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus dianggap sebagai kejahatan perang.

“Penargetan petugas medis oleh pendudukan hanya dapat dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” ungkap PRCS dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera.

Kecaman dari PRCS dan IFRC

Presiden PRCS, Younis al-Khatib, mengutuk keras serangan tersebut dan menekankan bahwa para petugas medis yang menjadi korban adalah pekerja kemanusiaan yang menjalankan misi untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Berita Rekomendasi

“Jiwa-jiwa itu bukan sekadar angka. Jika insiden ini terjadi di tempat lain, seluruh dunia akan menggerakkan langit dan bumi untuk mengungkap kejahatan perang ini,” kata al-Khatib dengan penuh emosi.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga mengecam serangan tersebut.

Chapagain menegaskan bahwa petugas penyelamat seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan menjadi target.

“Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka. Ambulans mereka ditandai dengan jelas. Mereka seharusnya kembali ke keluarga mereka, tetapi mereka tidak melakukannya,” tambahnya.

Baca juga: Paramedis Terluka Setelah IDF Menembaki Beberapa Ambulans di Daerah Al-Hashashin Rafah

Tragedi ini merupakan serangan tunggal paling mematikan terhadap personel Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia sejak 2017.

Sejak dimulainya konflik ini, jumlah relawan dan staf Bulan Sabit Merah Palestina yang terbunuh telah mencapai 30 orang.

Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Gaza setelah militer Israel melanjutkan pengeboman pada 23 Maret, tepat beberapa hari setelah gencatan senjata yang bertahan hampir dua bulan.

Militer Israel mengeklaim bahwa mereka menembaki ambulans dan truk pemadam kebakaran karena kendaraan tersebut dianggap mencurigakan.

Insiden ini tidak hanya mengundang kecaman dari IFRC dan PRCS, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya posisi petugas medis di zona konflik.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas