Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Meningkatnya Ketegangan: Trump dan Iran di Ujung Pedang

Ketegangan AS-Iran memuncak, Trump ancam akan melakukan pengeboman jika Iran menolak untuk mencapai kesepakatan mengenai program nuklir.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: timtribunsolo
zoom-in Meningkatnya Ketegangan: Trump dan Iran di Ujung Pedang
Facebook Donald J. Trump
DONALD TRUMP - Foto ini diambil pada Selasa (11/3/2025) dari publikasi resmi Donald J. Trump pada 2 November 2024 dalam kampanye Pilpres Amerika Serikat di Michigan. Ketegangan AS-Iran memuncak, Trump ancam akan melakukan pengeboman jika Iran menolak untuk mencapai kesepakatan mengenai program nuklir. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam perkembangan terbaru dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Iran, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang mengancam akan melakukan pengeboman jika Iran menolak untuk mencapai kesepakatan mengenai program nuklir.

Pernyataan ini mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara kedua negara.

Dalam sebuah wawancara telepon pada tanggal 31 Maret 2025, Trump menyatakan, "Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman. Itu akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya."

Selain ancaman militer, Trump juga mengancam untuk mengenakan tarif sekunder kepada Iran, mengingat kesepakatan yang tidak tercapai.

Mengapa Iran Menolak untuk Berunding?

Pekan lalu, Iran menolak tawaran untuk terlibat dalam negosiasi terkait program nuklir dengan dua utusan Trump.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil karena negosiasi yang diusulkan AS diwarnai oleh ancaman militer.

"Kami tidak menghindari perundingan. Pelanggaran janji itulah yang telah menimbulkan masalah bagi kami sejauh ini," ungkap Pezeshkian.

Berita Rekomendasi

Ia menekankan perlunya membangun kembali kepercayaan antara kedua negara.

Bagaimana Iran Mempertahankan Diri dari Ancaman?

Di tengah tekanan dari AS, komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Alireza Tangsiri, menegaskan bahwa mereka tidak akan tunduk pada ancaman Trump.

Tangsiri menolak untuk melakukan negosiasi terkait persenjataan rudal Teheran, serta dukungan mereka terhadap kelompok-kelompok di kawasan tersebut.

"Iran tidak akan pernah bernegosiasi mengenai rudalnya atau kemampuan Front Perlawanan Teheran. Kami siap membalas jika terjadi serangan Amerika," tegasnya.

Apa Strategi Iran dalam Menghadapi Ancaman AS?

Dalam usaha untuk menunjukkan ketahanan dan kekuatan mereka, IRGC Iran memamerkan sebuah kota rudal bawah tanah.

Dalam cuplikan video, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Baqeri, dan Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, Amir Ali Hajizadeh, terlihat memperlihatkan terowongan yang dipenuhi dengan rudal dan roket canggih.

Rudal balistik seperti Emad, Sejil, Qadr H, dan Kheibar Shekan menjadi sorotan, di samping kapal perang yang dipersenjatai dengan senapan mesin dan rudal.

Kota rudal bawah tanah ini dirancang dengan teknologi canggih yang membuatnya sulit terdeteksi oleh satelit pengintaian, sehingga melindungi persenjataan Iran dari kemungkinan serangan selama konflik.

Ketegangan antara AS dan Iran terus memanas dengan ancaman militer dan sanksi yang saling dilontarkan.

Ketidakpastian mengenai masa depan negosiasi nuklir masih mengemuka, terutama dengan sejarah ketidakpastian dalam hubungan internasional.

Meskipun Trump mengancam serangan, Iran menunjukkan ketahanan dan komitmen untuk tidak berkompromi pada isu-isu yang dianggapnya penting.

Seperti yang diungkapkan oleh pejabat Iran, membangun kepercayaan menjadi kunci dalam melanjutkan pembicaraan antara kedua negara.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas